Kalian pasti sudah sering menemukan aktifivitas donor darah bukan? atau mungkin ada sebagian dari kalian yang pernah mendonorkan darah atau menerima donor darah? tentunya sebelum mendonor, darah kita akan di cek terlebih dahulu apakah termasuk golongan darah A,B,AB atau O. Lalu mungkin kita bertanya, sebenarnya apa itu golongan darah A,B,AB dan O? mengapa setiap orang memiliki golongan darah yang berbeda-beda?
Setiap manusia memiliki komponen darah yang sama diantaranya eritrosit yang berfungsi mengikat oksigen untuk disalurkan ke seluruh tubuh, Leukosit yang berfungsi sebagai antibodi untuk melawan virus, jamur beserta bakteri dalam tubuh, trombosit yang berfungsi sebagai pelekatan, penggumpalan dan pelepasan, dan yang terakhir plasma darah yang salah satunya berfungsi untuk membantu proses pembekuan darah.
Sejarah Awal Penemuan Golongan Darah Manusia
Sebelum memasuki abad 20, para ahli kesehatan dan umumnya semua orang pada masa itu beranggapan bahwa darah pada setiap manusia itu sama saja. Hal ini yang menyebabkan banyaknya pasien yang menerima donor darah menjadi korban karena penggumpalan darah. Sampai pada tahun 1901 dokter asal Austria yaitu Karl Landsteiner dan Denath menyatukan dua darah yang berasal dari dua orang berbeda dan ternyata terjadi penggumpalan pada dua darah yang disatukan itu. Akhirnya ia berhasil mengidentifikasi empat golongan darah yaitu A,B, AB dan O yang menjadi sistem penggolongan darah paling umum diketahui banyak orang sampai saat ini.
Pengelompokan golongan darah yang dilakukan Landsteiner adalah dari perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan sel darah merah, ia menyebutnya dengan sistem ABO. Hingga pada tahun 1907, transfusi darah pada manusia pertama kali dilakukan dengan berhasil.
Penggolongan Darah Berdasarkan Sistem ABO
Di permukaan yang ada di sel darah merah terdapat protein yang berikatan dengan karbohidrat, ikatan ini yang akan digunakan untuk menentukan golongan darah yang dimiliki oleh seseorang Landsteiner menyebutnya dengan antigen. Antigen adalah tanda pengenal dalam tubuh untuk mendeteksi adanya zat asing di tubuh kita. Nah, antigen ini yang kemudian menjadi identitas golongan darah yang kita ketahui yaitu A,B,AB dan O.
Golongan darah A hanya memiliki antigen A pada eritrositya dan antibodi B dalam plasma, golongan darah B hanya memiliki antigen B pada eritrositnya dan antibodi A dalam plasma, Golongan darah AB memiliki antigen A dan B pada eritrositnya dan tidak memiliki antibodi A maupun B didalam plasma, Golongan darah O tidak memiliki antigen A maupun B pada eritrositnya tetapi antibodi A dan B dalam plasma.
Sistem antibodi kita akan bekerja membaca antigen dalam tubuh, jika antibodi membaca sel darah asing yang tidak sesuai dengan sel darah kita, maka antibodi kita akan menganggap sel darah asing tersebut sebagai objek yang dapat membahayakan tubuh kita, sehingga akan melakukan perlawanan yang menyebabkan penggumpalan darah.
Penggolongan Darah Berdasarkan Sistem MN
Landsteiner bersama rekannya P. Lavine pada tahun 1927, menemukan antigen baru yang terkandung dalam sel darah merah manusia selain ABO yaitu yang mereka beri nama dengan antigen M dan N. Penggolongan ini ditentukan berdasarkan dua alel IM dan IN.
Jika sel darah merah seseorang mengandung antigen M akan disebut bergolongan darah M dan akan bergenotif IM, jika sel darah merah seseorang mengandung antigen N akan disebut bergolongan darah N dan akan bergenotif IN, jika sel darah merah seseorang mengandung antigen M dan N akan disebut bergolongan darah MN dan bergenotif IMIN. Orang yang bergolongan darah MN memiliki antibodi yang tidak bereaksi terhadap antigen M aataupun N sehingga tidak akan menyebabkan penggumpalan darah.
Penggolongan Darah Manusia Berdasarkan Faktor Rhesus (Rh)
Selain penentuan darah menurut sistem ABO dan MN, dalam tranfusi darah juga terdapat faktor lain yang apabila dilupakan akan berakibat fatal bagi penerima donor. Apakah itu? Jawabannya adalah Rhesus. Ditemukan pertama kali oleh Landsteiner dan Weiner pada tahun 1940.
Jika Golongan darah sistem ABO dikelompokan berdasarkan antigen dan antibodi dalam darah, maka Rhesus dikelompokan berdasarkan ada atau tidaknya protein Rhesus dalam darah. Jika dalam darah seseorang mengandung protein Rhesus maka orang itu memiliki Rhesus positif, sebaliknya jika tidak terdapat protein rhesus maka orang itu memiliki Rhesus negatif.
Saat dilakukan transfusi darah, orang yang memiliki Rh positif bisa menerima darah dari orang yang memiliki rhesus positif maupun negatif, sedangkat orang yang memiliki Rh negatif hanya bisa menerima transfusi darah dari orang yang memiliki Rh negatif saja. Jika transfusi dilakukan tanpa pertimbangan rhesus tentu sangat berbahaya bahkan bisa terjadi kompikasi.
Jadi sebagai contoh, jika seseorang yang memiliki golongan darah B rhesus negatif maka ia hanya bisa menerima darah dari orang yang memiliki golongan darah B dengan rhesus negatif saja. Sedangkan jika seseorang memiliki golongan darah dengan rhesus positif, maka ia dapat menerima darah dari orang yamng memiliki golongan darah dengan rhesus positif maupun negatif.
Jasa Karl Landsteiner memang luar biasa sehingga ia berhasil mendapatkan hadiah nobel pada tahun 1930, berkat penemuannya ini setiap orang bisa melakukan trasfusi darah dengan aman sehingga bisa menolong jutaan jiwa sampai saat ini.
Transfusi darah selain bermanfaat bagi resipien atau penerima donor juga sangat baik bagi kesehatan si pendonor, diantaranya dapat menjaga kesehatan jantung, membuat aliran darah lebih lancar, meningkatkan produksi sel darah merah, memperpanjang usia dan lain -lain. Namun, transfusi darah juga memiliki efek samping diantaranya rasa mual dan pusing, memar dan nyeri pada bagian bekas suntikan, kesemutan. Tetapi efek samping ini tidaklah seberapa jika dibandingkan dengan manfaatnya yang bahkan bisa menyelamatkan nyawa seseorang, jadi jangan ragu untuk mendonorkan darah oke :)
Nah, sekian penjelasan saya kali ini, jika merasa terdapat kekurangan atau kesalahan dalam pemaparan silahkan untuk berkomentar dengan bijak pada kolom komentar dibawah. Oke, sampai jumpa di postingan saya selanjutnya.
Baca juga :
Posting Komentar